Lompat ke isi utama

Berita

Jelang Pilkada 2020, Bawaslu Sosialisasi ke Kelompok Rentan

Jelang Pilkada 2020, Bawaslu Sosialisasi ke Kelompok Rentan

Sleman – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sleman turut mendukung pelaksanaan Sosialisasi Tatap Muka Kepada Kelompok Masyarakat Rentan di The Rich Hotel, Sleman, Jum’at, 1 November 2019. Kegiatan ini digagas oleh Bawaslu RI.

Acara sosialisasi ini dihadiri sekitar seratus peserta yang terdiri dari tiga kelompok masyarakat pemilih rentan di Kabupaten Sleman yaitu, pemilih pemula, kelompok difabel dan kelompok perempuan serta segenap tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Sleman.

Saat membuka kegiatan sosialisasi, Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar menekankan pentingnya masyarakat dalam menjaga dan memperjuangkan hak politiknya.

“Kadang kala hak politik yang tidak dapat tersalurkan karena panjangnya proses administrasi dan birokrasi yang ada, contohnya, warga yang tidak terdaftar dalam DPT ataupun warga yang memiliki e-KTP tetapi tidak diberikan akses yang layak untuk menyalurkan hak politiknya,” tutur Fritz.

Kegiatan sosialisasi ini turut menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Ketua Bawaslu Provinsi DIY Bagus Sarwono, Tenaga Ahli Bawaslu RI Masykurudin Hafidz, dan Anggota Bawaslu RI periode 2008 - 2012 Wahidah Suaib. Bagus Sarwono menyampaikan materi tentang persiapan Bawaslu DIY dalam menghadapi Pilkada 2020. Sementara, Masykurudin menyampaikan materi tentang pentingnya pengawasan partisipatif, dan Wahidah menyampaikan tentang inklusivitas dalam Pemilu.

 Wahidah mengatakan, upaya yang paling efektif dalam menjamin hak politik yaitu dengan ikut serta mengawasi jalannya Pemilu ataupun Pilkada.

“Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan tidak hanya dilakukan kepada peserta Pemilu atau Pilkada, tetapi juga kepada penyelenggaranya,” kata Wahidah.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bawaslu Kabupaten Sleman M. Abdul Karim Mustofa mengatakan, acara sosialisasi seperti ini bisa menambah wawasan kepemiluan dan kepengawasan Pemilu menjelang Pilkada tahun 2020.

“Selain itu, kehadiran kelompok rentan dalam sosialisasi tersebut dapat memberikan evaluasi terhadap Pemilu 2019 yang telah dilaksanakan. Sejauh mana mereka (pemilih rentan) ikut berpartisipasi dalam Pemilu 2019 sebagai pemilih, pengawas atau relawan Pemilu ataukah malah mereka tidak terlibat karena alasan-alasan tertentu seperti kurang adanya sosialisasi, keterbatasan informasi, keterbatasan akses, atupun timbulnya apatisme pada diri mereka,” ucap pria yang akrab disapa Karim ini.