Lompat ke isi utama

Berita

MENGABADIKAN PENGAWASAN MELALUI FOTO

MENGABADIKAN PENGAWASAN MELALUI FOTO

SLEMAN – Dalam rangka menunjang kerja - kerja pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) agar dapat sampai kepada masyarakat, Bawaslu Kabupaten Sleman mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas pengembangan teknik fotografi yang diselenggarakan oleh Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (25/10/2021).

Dibuka oleh Anggota Bawaslu DIY, Agus M. Yasin, kegiatan peningkatan kapasitas ini dihadiri oleh Koordinator Divisi dan Staf Divisi Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Data Informasi Kabupaten/Kota se – DIY dengan menghadirkan narasumber Yuniar Prastowo, seorang praktisi fotografi dan desain grafis dari Refresh Mediatama.

“Alhamdulillah, pada hari ini kita dapat bertemu kembali secara langsung dalam acara peningkatan kapasitas pengembangan teknik fotografi”, tutur Agus M. Yasin ketika memberikan sambuan dalam kegiatan ini.

“Pada hari ini kita akan bersama - sama mempelajari dan memperdalam tentang teknik – teknik pengambilan gambar atau foto sehingga hasilnya bagus, hasil foto yang dapat bercerita dan layak untuk kita unggah di website dan media sosial lembaga kita”, lanjutnya.

“Foto – foto kegiatan yang kita unggah ke website dan media sosial lembaga kita, tentunya akan menjadi jejak digital yang sangat menunjang penyampaian kerja – kerja pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu kepada masyarakat”, pungkas Koordinator Divisi Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Data Informasi Bawaslu DIY ini.

Sementara itu, Yuniar Prastowo dalam pemaparan materinya menjelaskan tentang teori dan cara – cara yang benar sesuai kaidah fotografis dalam pengambilan foto atau gambar kepada para peserta peningkatan kapasitas yang bertempat di ruang Media Center Bawaslu DIY ini.

“Jika Saya perhatikan, foto – foto yang selama ini sudah diunggah di media sosial dan website Bawaslu DIY dan Bawaslu Kabupaten/Kota di DIY, masih ada beberapa hal yang perlu dikoreksi dan dievaluasi”, katanya.

“Yang paling sering Saya temukan adalah hasil foto yang blocking, yaitu foto yang diambil dari arah belakang sehingga tidak nampak obyek yang difoto dan obyek yang berada di depannya”, sambungnya.

“Selain blocking, hasil foto yang empty, yang memperlihatkan bahwa obyek ruangan yang difoto itu terasa sepi atau kosong juga banyak Saya temukan”, sambungnya kemudian.

Lebih lanjut, alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini menjelaskan ada beberapa hal yang harus dihindari saat mengambil gambar atau foto, yaitu blocking (saling menutupi), blur (buram), no meaning (cerita yang ingin disampaikan tidak bisa dipahami), low light (pencahayaan kurang), empty (terlihat sepi atau jauh), dan out of focus (tidak ada obyek utama dalam foto).

Ia juga mengatakan ada tiga aspek utama dalam teknik pengambilan foto yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu komposisi, framing, dan titik fokus atau point of interest. Sedangkan untuk menyiasati jumlah foto yang bisa diunggah ke website dan media sosial, Yuniar menyarakan untuk mengambil foto sebanyak mungkin agar mendapatkan banyak stok foto yang akan dipilih(*)